Kamis, April 24, 2025
No menu items!

Puisi-Puisi Ahmad Muzanni

Must Read

Lenting-Lenting Sawah

sawah baru memancar keemasan
sekawanan burung landas
pada pelepah daun
mematuk dada petani
lewat cabitan-cabitan di jantung padi

(akan koyak moyak pucuk hijau
dengan ketibaan gumpalan kesedihan)

seulur tali ditarik
maka gagallah rencana
dengan keloneng belek-belek
yang digantung di lembing-lembing
kewaspadaan

(ada senyum kekal dari orang-orang sawah
menjaga panen, menjaga yang tanggal)

Jatisela, 2023

Kembang Durian

sepanjang tahun menuang harapan-harapan musim
kembang gugur yang digadang-gadang menjadi buah

“katanya angin yang di pucuk lebih liar
dari pada angin yang meraba-raba akar”

merindukan masa benih
dekat dengan tangan-tangan air
yang menggenggam musim-musim

Jatisela, 2023

Mata Subuh

pada mata subuh yang terbuka
ada embun jatuh
senantiasa menghijaukan pagi
dari pekat kesunyianmu semalam
membias kaca dadamu
menerangi yang bersemayam
setelah bunga-bunga tumbuh
di ladang-ladang mimpimu
yang tidak kau sadari
menyerbuk pada mata subuhmu lagi

Jatisela, 2023

Hidup Kita

dahulu kita pernah menyemai
benih hidup
sekarang kita dapat memetiknya
dan
tembang lawas menanamnya
kembali, syukur hari ini

Jatisela, 2023

Putri Malu

daun yang menyimpan keperempuanan
terjaga pada duri tubuhnya
ia yang tumbuh di pinggir jalan
bersama rumput liar

Jatisela, 2023

Ada Apa Dengan Malam

bulan seperti sabit
menajamkan malam
ada getar
kala senyap
tiba-tiba datang
membentuk bintang-bintang
di sekitar bulan

hati
terang dan basah
rahasia disimpan malam

Jatisela, 2023

Petani

Kami menemukan diri kami sendiri
dengan rupa yang sudah lampau
semasa kami belum setua ini
pada caping kerosok, besi pemepes padi,
dan rantang nasi

setiap melihat barang-barang itu
selalu ada air mata
yang menyapa waktu

seperti kami menemukan
yang sudah tak bisa kembali
setiap menyiangi rumput
dan memepes padi
pada pagi hari para petani

jatisela, 2024

Penyair

Ahmad Muzanni, lahir di Jatisela, Gunungsari, Lombok Barat, 8 Februari 1998. Ia menyelesaikan pendidikan tinggi (S1) pada Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP), Universitas Nahdlatul Wathan, Mataram. Ia juga bergiat di Komunitas Akarpohon, Mataram, Nusa Tenggara Barat.

- Advertisement -spot_img

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

- Advertisement -spot_img
Latest News

Andai Aku Jadi Maghrib 

Adzan maghrib berkumandang. Sebuah penanda yang dinantikan. Semua orang yang berpuasa seolah terprogram untuk menunggu detik-detik  itu. Piring sudah...
- Advertisement -spot_img

More Articles Like This

- Advertisement -spot_img