Senin, Juni 9, 2025
No menu items!

Puisi buah karya Maulidan Rahman Siregar

Must Read

menembak pacar

dengan doa orang mabuk kepada sebotol bir, kuremas jantung yang melekat di sela waktu makan siangmu, kau butuh segelas teh es untuk klimaks

tapi puisi adalah juga senjata, dan puisi adalah juga si buta yang terus dipaksa terjaga, dan begadang adalah janji-janji panjang kata

lagi, kuremuk kata, kuremuk bahasa, kupelintir bunga-bunga, dan matamu adalah lampu senter yang masih banyak baterainya

tapi kementerian pendidikan dan kebudayaan punya program terdepan, terbelakang, terluar dan terter yang menjadikan internet sebagai sumber dan menjadikan handphone sebagai sarana dalam menyampaikan laku manusia, mengambil absen, dan belajar beladiri, mereka menyebutnya sebagai kurikulum merdeka, merdeka bapakmu!

kata-kata mengantarkanku padamu, dan kau jauh di pulau, sedang joged dengan segala cita-cita yang kau punya, kau ingin memasak seekor jin hingga empuk dan wangi, kau ingin menjadi seseorang seperti biduanita ibukota tapi tidak biduanita ibukota, ia ada di pinggir, di pinggir doamu, suatu kali kau pernah bilang padaku kalau kau kangen fyp yang membuat semua orang belajar padamu

entah bagaimana caranya kau mandi telanjang di televisi dan kalau tidak salah dibayar 80 juta untuk adegan ciuman pada slide kedua, ada seorang bocil sedang joged di depan televisi dan kau tidak pernah mau peduli, warna rambutnya menyala seperti neraka, menyala abangku.

seorang teroris menjual sate dan seorang cerpenis menjadi tukang bakso dan seorang profesor menjual vaksin covid-19 di tahun 2022 dan tidak ada yang membeli, dan bertahun-tahun cahaya di rumahmu adalah aku yang membayar token listriknya, cintaku, kabar terakhir yang kuketahui bahwa tukang bakso itu memenangkan sayembara dkj dan kemudian berhenti menulis dan fokus bermain fbpro

berikanlah aku ikhlas, umur panjang ribuan tahun, dan marilah kita untuk saling memberi nama pada ikan-ikan yang ada di kolam, di aquarium dan sungai-sungai, dan jika warna batu di akuarium tidak cocok dengan cita-cita luhur bangsa ini, maka kita ganti akuariumnya, lalu berikanlah aku kisah cinta paling romantis yang ada di novel-novel remaja, kita menikah setiap hari, cintaku, dari waktu ke waktu, kita bercinta sekuat tenaga, dan aku sudah tidak akan pernah bersitegang lagi dengan tangan sendiri, dan kamu sudah takkan mencangkul, merajut, dan memikirkan alasan bunuh diri,  subhanallah, cinta mengajarkan kita bagaimana bercocok tanam dan menempatkan burung di sangkar yang tepat, mendaki gunung ketika tidak letih, minum air sungai, dan membikin buku-buku, pernikahan kita, rumah tangga kita, adalah alasan kenapa waktu terus berjalan!

dengan modal puisi jelek, cintaku, seseorang menjadi budayawan dan dengan modal kamera handphone seseorang menjadi selebgram, maka, sejak itu pula robot sudah hadir di group WhatsApp, otomatis mengirim gambar innalillahi ketika ada orang meninggal, dan kau tidak dibikin repot lagi membaca huruf p, p, p, dan p

maka pada hitungan ke sembilan ratus sembilan puluh sembilan, kutembak kau, cintaku, dan semoga kena. jantungmu, hatimu, dan daging-dagingmu adalah milikku dan karena itu milikku, aku punya siasat untuk menjaganya, kau tidur-tiduran saja di kasur, rebahan, aku akan lebih rajin cari uang dan bahagia, karena uang dan bahagia sangat jauh kiranya, dan kau boleh menonton wajahmu sendiri di televisi

tapi pacarku, waktu bukan kita yang punya –meski seluruh hari adalah cinta, dan tunggu alangkah airmata dan kau jauh di pulau dan kau masuk ke dalam kata, ke dalam buku, ke dalam apa saja yang berlari dari aku, dan pacaran adalah pantek pantek pantek pantek. makanya ketika bulan penuh, kuniatkan untuk menembakmu agak seribu kali

setelah seperti ini, aku jadi ingin segera menikahimu bersama puisi-puisi, menamatkan seluruh kesedihan, ketakutan, dan kalut hebat dengan setiap hari melihat senyum indahmu, kita akan beri nama seluruh anggota dpr ri dengan nama-nama bunga, menyuruh presiden untuk selalu blusukan, dan berdiskusi dengan batu-batu.

2020-2024

apa yang tak

apa yang tak sampai padamu
bukan milikmu
apa yang tak kunjung kau raih
bukan untukmu
dirimu sebenarnya sudah penuh
seluruh yang kau mau
semuanya dalam dirimu

kadang memang,
kita suka iseng
& lapar
kadang memang,
kita selalu merasa
kalah & salah

sekarang duduklah,
tenang, hitung sampai bilangan ketiga
tarik napas, diam
bersyukur, diam

lalu hitung lagi sampai bilangan ketiga
apa sudah ketemu semua?

2024

Sayangku

Aku ingin lama bersamamu, melanjutkan hidup yang gontai dalam masa pemerintahan Prabowo-Gibran. Gubernur dan calon gubernur yang tiada menyokong perubahan.Menonton podcast politik yang membahas itu-itu saja. Stand up comedy yang sudah tak komedi lagi. Mengkritisi kurikulum merdeka, merdeka mengajar merdeka belajar, merdeka bapakmu!

Aku ingin lama bersamamu, mengunyah puisi-puisi sampah yang bertebaran di media, cerpen ngentot yang dimuat karena penulisnya kenal kuratornya, festival sastra yang hanya menampilkan host, co-host, pembicara, anak sd yang baca puisi, dan pendengar. Seluruh orang tidak sadar, kalau kadang-kadang jaringan tidak stabil saat siaran live!

Aku ingin lama bersamamu di antara kericuhan tiada henti antara karya pop dan karya sastrawi. Sastrawan kanon dan sastrawan non kanon (yang suaranya lebih keras ketika ia benar-benar tak sengaja masuk kanon). Sastrawan adilihung dan sastrawan agamis. Pembaca malas dan penumpuk buku. Pedagang buku ori dan pengusaha buku bajakan. Mahasiswa S3 yang fokus baca karya anak dan ilustrator anak kreatif yang melukis tokoh selalu telanjang.

Aku ingin lama bersamamu, sampai Izarail mencabut nyawanya sendiri, tapi karena sakit, tak jadi ia cabut, tapi karena ini perintah Allah dan kata Allah “setiap makhluk akan mati pada bunyi terompet kedua” ia cabut juga nyawanya, tanpa tangis, tanpa seorangpun melihatnya.

Sungguh, aku ingin lama bersamamu.

27 Mei 2024

sastra indonesia radiallahu anhu

seorang penyair yang sembunyi di dalam diriku kangen berkarya dan berkarya (wkwk) dan setelah agak terlambat, ia kangen masuk koran –tapi koran semua tutup!

maka, selain meracik bom – entah untuk diri sendiri, entah untuk polisi – ia kemudian mulai baca-baca sajak-sajak serius yang ditulis seorang presiden, seorang presiden penyair, dan seorang mantan presiden, dan seorang mantan presiden penyair dan menemukan bahwa: puisi anjing ini makin sulit saja ditulis!

ia juga terus membaca puisi-puisi penyair langganan koran jadul, penyair internasional dan penyair-penyair menang lomba, anjay!

ia, si penyair yang jadi tokoh aku itu mengutuki dirinya, temannya, musuhnya, orang-orang gila, orang-orang bodoh tolol stupid pakak haram jadah, dan sedikit tersadar dengan sebuah pernyataan di kalangan sastrawan yang kira-kira pertanyaannya begini: bagaimana bisa kau mengetuk jiwa dan raga dengan tidak sopan?

apakah setelah masuk rumah, kau baru mengetuk pintu? apakah setelah memakai masker, kau baru kenakan baju?

puisi anjing ini makin sulit saja ditulis, tapi si tokoh aku, seorang penyair yang sembunyi dalam diriku, kangen masuk koran, ia sudah lebih limabelas ribu tahun tidak kelihatan, dan merasai kalau kata-kata telah mengoyak tubuhnya, dan ketika hampir meninggal dunia, penyair kita menyebut bangsat-bangsat-bangsat sebanyak yang ia bisa

tapi, apa sih hebatnya hampir? publik sastra indonesia pasti punya jawabannya, wkwk

Maret, 2021 – 2023

Biodata Penyair

Maulidan Rahman Siregar, lahir di Padang 03 Februari 1991. Menulis puisi, cerpen dan artikel musik. Bukunya yang telah terbit, Tuhan Tidak Tidur atas Doa Hamba-Nya yang Begadang (2018), dan Menyembah Lampu Jalan (2019).

Kontak: 0821-9042-5551 (WhatsApp) Media Sosial Facebook: Maulidan Rahman Siregar Instagram: @maulidanrahmansiregar

- Advertisement -spot_img

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

- Advertisement -spot_img
Latest News

Puisi-puisi pendek Fathurahman Ramadhan

Kata Kata selalu tertinggalDari kebutuhan zamanBahkan kitaTak bisa menggambarkanLukaYang diberikan penguasa Yogya, 2025 Frasa Hingga kita mencoba trilyunan kombinasiKataMustahilMenemukanIstilah untukKegelapan ini Yogya, 2025 Klausa Pada sebagian...
- Advertisement -spot_img

More Articles Like This

- Advertisement -spot_img