Jumat, Oktober 31, 2025
No menu items!

Puisi-Puisi Malaranggi dan Maulidan

Must Read
jelatadotco@gmail.com
jelatadotco@gmail.comhttps://jelata.co/
jelata.co adalah media untuk masyarakat yang suka bekerja dan berkarya.

PULANG

Di dapur ibu ikan merajuk bumbu-bumbu agar segera menyatuh
di dapur ibu waktu dikemas tidak buru-buru
lalab kemangi dan sambal terasi tersenyum jadi satu
menghidangkan hari-hari baru

Di dapur ibu, ibu bergegas menyiapkan masakan rindu
masakan cinta untuk mereka yang penuh nafsu
ibu bagai pesulap bumbu
di dapur ibu, ibu menjadi tangan palu

Di tangan ibu, ibu bisa menyulap kayu
menguap rasa yang baru
menciptakan suasana penuh rindu
menyiapkan hidangan untuk hidung-hidung pilu

Apa yang ibu rasakan ialah rayu
bagi kepala pada pulang yang halu

Indramayu, 2024

//

PULANG II

Aku ingin kembali pada pelukan itu
pelukan hangat tubuh yang kau ramu
pada tangan itu aku tersipu
rindu ini begitu pilu di ujung riu

Ibu, apakah boleh aku pulang padamu
kembali berbincang indah tentang cinta
kembali memutar waktu dan bercengkrama
kembali mengulang rasa dan belaian lembut pertama

Ibu, cintaku takkan habis dimakan waktu
tidak hilang dan membeku, utuh
ibu, aku ingin kembali bersamamu
membelaiku seperti dulu

Indramayu, 2024

//

PULANG III

Aku ingin melihat pernak-pernik di kedalaman matamu
melihat apa yang terjadi didalam sana
melihat seberapa sering ia bahagia dan merasakan lara
melihat kebeningan cinta dan duka yang senantiasa melebur di sana

Aku ingin dikibas-kibas bulu matamu
merasakan sentuhan lembut berbalut cinta
ia laksana rumput ilalang di padang savana
terpaan indah bak senja yang pekat jingga

Aku ingin tidur di matamu
berselimut kelopak mata itu dari dingin
memeluk duka yang seringkali membuatmu gigil
menjagamu dari bahaya yang tak kau ingin

Indramayu, 2024

//

PULANG IV

Wangi harum tubuh itu meraba gulita
indah senyum itu ialah permata
mata indah itu adalah cinta
pulang ke punggungmu ialah fana
aku merana

Untuk Ibu.
Indramayu, 28 Maret 2024.

Penyair

L Malaranggi seorang mahasiswa aktif, pembelajar dan sering menulis puisi dan cerpen di berbagai media. Bisa di sapa di @malaranggiii

Puisi-puisi Maulidan Rahman Siregar

tidur

terimakasih Tuhan
sudah menciptakan tidur
kalau tidak ada tidur
aku pasti sudah jadi kamu

2025

sedih

ia diam lama di antara
orang-orang yang hidupnya
ia habiskan
hanya untuk kaya

2025

kalau

kalau diciptakan di antara
hari Sabtu dan Minggu
untung ada kalau
ayah lembur,
ibu arisan,
anak jual diri.

syukurlah ada kalau
mereka semua betah di rumah

2025

sakit

jika dokter sakit,
obat apa yang cocok
baginya, selain kematian?

2025

mati

lebih pedih
daripada ditipu negara

2025

mabuk

tuhantuhantuhan
tuhantuhantu
hantuhan
tuhan
tu

2025

mirip

kalau kau tak berjilbab
kau mirip Yesus

2024

Maulidan Rahman Siregar, lahir di Padang, 03 Februari 1991. Buku terbarunya, Cara Kerja Tuhan (2025)

Artikulli paraprak
Artikulli tjetër
- Advertisement -spot_img

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

- Advertisement -spot_img
Latest News

Sejenak Berhenti dan Tanya tentang Apa yang Mesti Dilaku setelah Ini

1. Setelah makan, dan menggenapi beberapa urusan, kau berangkat ke tempat pertunjukan; dan kau sadari, cukup sering menonton pertunjukan atau...
- Advertisement -spot_img

More Articles Like This

- Advertisement -spot_img