Kamis, April 24, 2025
No menu items!

Puisi Karya Agus Widey

Must Read

Dikisahkan Untuk Syali

barangkali, kita tidak akan kehabisan waktu untuk berduka.
seperti mengeluh pada cuaca, ketika sore tanpa senja,
atau ketika rumpun kecemasan tumbuh begitu saja.

bakat kita tercipta dari kesunyian;
meratapi tatanan kesedihan,
di antara batas kehilangan.

Syali, kau tahu,
bagaimanapun bentuknya
kesedihan tetaplah kesedihan.

Yogyakarta, 2024

Epilog Sunyi

gerimis mengendap
di pelupuk gelap.
dan waktu menata
kesunyian dengan rata.

di mana kelak kita pada akhirnya,
saling mengucap; sampai jumpa.

Yogyakarta, Desember 2024

Mencari Diri

aku menatap diri
pada cermin retak.
tapi yang kutemukan,
hanya separuh wajah.

dari dulu,
aku lupa meletakkan
diriku di mana,
entahlah, dan jika kau tahu,
katakan padaku,
katakan.

Yogyakarta, 2024

Penulis Puisi

Agus Widiey, Lahir di Sumenep 17 Mei. Mahasiswa Aqidah Filsafat Islam UIN Sunan Kalijaga, Yogyakarta. Menulis puisi dengan dwibahasa, Indonesia-Madura. Tulisannya tersebar diberbagai media, baik lokal maupun nasional. Pernah menjuarai lomba cipta puisi yang diselenggarakan Majelis Sastra Bandung (2021) Saat ini bermukim di Yogyakarta.
Email: aguswidiey03@gmail.com WhatsApp: 085932210147

- Advertisement -spot_img

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

- Advertisement -spot_img
Latest News

Andai Aku Jadi Maghrib 

Adzan maghrib berkumandang. Sebuah penanda yang dinantikan. Semua orang yang berpuasa seolah terprogram untuk menunggu detik-detik  itu. Piring sudah...
- Advertisement -spot_img

More Articles Like This

- Advertisement -spot_img