Rabu, Desember 24, 2025
No menu items!

Pameran Jejak Kausa

Must Read

Jodi Baraka adalah seniman yang berhasil menyulap emosi dan proses kehidupan menjadi karya seni. Di balik garis-garis dan bentuk yang spontan dan eksperimen dengan media-media yang tidak biasa, terdapat karya-karya yang lekat dan menyentuh proses mental dan kehidupan manusia sehari-hari.

Seniman yang sebelumnya berkarir di Jakarta ini dikenal karena mengeksplorasi dan mendorong batas-batas ekspresi artistik, sering kali melalui karya-karya yang inovatif. Ia merupakan seniman yang dinamis dan aktif memperkaya dunia seni kontemporer Indonesia. Jodi telah selesai menempuh bimbingan seni rupa di L’asry selama sembilan bulan dan kini tinggal di Daerah Istimewa Yogyakarta dan aktif berkarya di studio Bangunjiwo.

Menurut kurator Rain Rosidi yang juga menjadi salah satu pembimbing Jodi saat studi di L’asry, “kejujuran terhadap perasaan menjadi pokok Jodi dalam berkesenian. Karena itu, karya-karyanya sering terlihat seperti percakapan spontan antara dirinya dan medium yang ia sentuh saat itu.” Hal ini juga diamini oleh mentor Lásry yang lain yaitu Syahrizal Pahlevi. Menurut Syahrizal Pahlevi, Jodi terlihat sangat asyik dan menikmati saat proses berkarya. Ide-idenya melompat-lompat meliuk dari satu memori ke memori lainnya, satu pengalaman ke pengalaman lainnya, tumpang tindih terlihat dalam garis-garisnya yang semarak dan asyik sendiri tanpa peduli apa objeknya.

Proses berkarya ini ditampilkan dalam pameran tunggal Jodi Baraka dalam rangka kelulusan dari studi di L’asry bertajuk Jejak Kausa. Walaupun karyanya sekilas tampak tidak beraturan dengan warna-warna yang acak, bila diamati karya-karya Jodi mampu menggambarkan kondisi pengalaman manusia yang juga dialami oleh generasi-generasi masa kini.

Emosi-emosi seperti rasa keterasingan, dinamika percintaan dan seksualitas, kasih sayang kepada ibu, spiritualitas, hingga penggambaran situasi-situasi yang ada di dunia juga ditampilkan oleh Jodi pada pameran tunggal Jejak Kausa. “Dalam keramaian aku suka melihat diriku kesepian. Namun jejak itu terus saja menghantuiku, entah sampai kapan dia akan meng-akar (kausa) di dalam diriku. Masa lalu adalah akar bagiku untuk menentukan langkahku ke depan.” terang Jodi saat menggambarkan apa yang dialaminya.

Seniman yang tumbuh besar di Ibu Kota Jakarta ini juga bercerita mengenai proses krisis eksistensialisme dalam dirinya, bagaimana jejak dirinya ada di dunia, dualitas, hingga proses alam dalam menciptakan jejak-jejaknya yang liar untuk bertahan hidup. “Aku mengangkat tema ini karena sangat kuat jejak masa lalu yang aku coba eksplorasi lewat karya dan eksperimen tentang keberadaanku di dunia.

Lewat Jean Paul Sartre dan Albert Camus, aku mencoba menyelami pikiran-pikiranku akan keberadaanku di dunia ini. Keterasingan yang kurasakan sepertinya berawal dari saat orang tuaku berpisah, di mana saat itu aku melihat mengapa diriku berbeda dengan teman-teman yang memiliki keluarga normal, lalu Descartes dengan dualitasnya meng-influenceku tentang konsep maskulin dan feminin.” lanjut Jodi bercerita.

Dinamika psikis dan perenungan yang dialami oleh Jodi membuatnya tergerak untuk mengajak kita semua untuk sadar terhadap betapa pentingnya kesehatan mental. Kecintaannya kepada alam juga mendasarinya untuk bereksperimen terhadap media-media yang ramah lingkungan seperti kardus.

Pameran Jejak Kausa akan diadakan di Kebun Buku dari tanggal 9 sampai 22 Desember 2025. Selain merasakan langsung dinamika emosi dari Jodi Baraka, juga dapat dijumpai live sablon oleh Graphic Victims yang hasilnya akan disumbangkan kepada teman-teman di Sumatera untuk pelestarian orangutan. Pengunjung yang datang juga dapat melihat langsung proses kreatif Jodi dan berkolaborasi meninggalkan jejak untuk pameran ini.

Penulis

Lupita Sari Dewi

Gadis Cindo dari Wonosobo yang gemar menggambar dan menulis. Lupita juga belajar di L’ASRY (Bimbingan Belajar Seni Rupa) di Museum dan Tanah Liat (MDTL) Yogyakarta.

- Advertisement -spot_img

1 KOMENTAR

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

- Advertisement -spot_img
Latest News

CATATAN PERJALANAN BENGKEL BENGKEL MIME KE TIMUR #1

Komunitas di Kudus dan Romo Ipeng Catatan ulang memahami, mengerti dan menyirami Latar Belakang lahirnya gagasan "Mandala Indoneis Cinta" Bengkel...
- Advertisement -spot_img

More Articles Like This

- Advertisement -spot_img