Kamis, April 24, 2025
No menu items!

Lele Meditasi

Must Read

Aku melihat lele itu seperti berdiri mengambang. Sayup-sayup pendengaranku
seakan menangkap pesan bahwa dirinya kurang nyaman dengan air yang
ditempatinya. Aku tercenung diam.

“Apa ada yang salah dengan pendengaranku” batinku sambil berlalu.

Aku memang punya keinginan untuk menjadi peternak ikan. Pengennya ternak
gurame, lobster atau ikan-ikan yang punya nilai jual tinggi. Namun karena punyaku
hanya ember besar dan rumahku hanya type 60, ya sudah, aku putuskan untuk
beternak lele.

Ternak lele kelihatannnya mudah. Tinggal beli bibitnya lalu masukan kolam dan beri
makan ala kadarnya pasti hidup dan berhasil. Pikirku.

Tak butuh waktu lama, aku kemudian memacu motorku untuk membeli bibit lele di
pasar ikan.

“Yang kecil 300 rupiah, agak besar 500 rupiah. Lebih besar lagi 1.500 rupiah.” ujar
penjual lele.

Aku lalu berpikir dan memutuskan untuk membeli yang paling kecil dalam jumlah
banyak. Bayanganku pun sudah kemana-mana, utamanya membayangkan aku
bakal dapat untung sangat banyak jika lele yang aku beli ini laku dijual di pasar.

Dengan hati yang riang, kemudian aku pun pulang. Sesampainya di rumah,
kusiapkan ember beserta dengan airnya. Lalu dengan polos dan lugu, kumasukan
segera lele yang aku beli tadi tak lupa pula ditebarkan pakan ikan .

“Dahh beres. Tinggal tunggu perkembangannya besok, besok dan besok. Uang,
uang dan uang.” begitu bunyi batinku sembari tersenyum meninggalkan ember lele-
lele kepunyaanku.

Guguk!

Hari berganti. Keesokan paginya kemudian, aku terbangun dan bergegas untuk
melihat lele yang kemarin aku beli dan ternyata ada satu yang mati.

“Wahh, ada yang mati satu. Tapi tak apa, cuma satu lainnya masih banyak.” ucapku
penuh nada optimis.

Lele yang mati itu kemudian aku angkat dan aku buang supaya tidak menular ke
yang lainnya. Setelah itu, aku beraktivitas seperti biasa.

Sepulangnya aktivitas, aku pun menengok lele-lele yang telah kubeli. Aku melihat
mereka berjejer-jejer berdiri mengambang. Aku pun takjub melihatnya.

” Wahh hebat!! Leleku seperti bermeditasi! Diam mengambang tanpa bergerak.”
seruku takjub.

Aku pun semakin optimis jika lele kepunyaanku termasuk golongan hewan yang
ingat akan Penciptanya. Mereka seperti berada dalam keadaan suwung setelah
lewat jalur meditasi yang aku lihat tadi.

Keesokan harinya aku lihat lele yang telah aku beli lusa hari. Dan betapa kagetnya
aku, ketika mendapati banyak lele yang aku beli dalam keadaan full mengambang di
atas air alias mati.

Aku shock bukan kepalang. Pikiranku masih protes, “Bukankah leleku kemarin
masih hidup dan bahkan mengingat Tuhannya dengan cara bermeditasi? Tapi
kenapa sekarang banyak yang mati? Apa salahnya? Ada yang tidak beres ini.”
gumamku terus protes melihat keadaan yang terjadi di depan mataku pagi itu.

Aku lalu mengambil saringan ikan dan satu demi satu aku ambil lele-lele yang telah
mati mengambang layaknya daun-daun berguguran di atas air dalam ember.

Setelah selesai mengambil semua ikan yang mati. Aku lalu duduk istirahat sambil
bermain handphone. Entah karena frekuensi pikiranku dengan handphone selaras

atau karena memang seperti diejek kenyataan, video yang lewat di layar handphone
pada media sosialku pun menyangkut soal lele.

” Jangan sampai lele yang anda pelihara mengalami hal demikian. Seakan berdiri
mengambang di dalam air. Hal itu dikarenakan keadaan air yang membuat lele
kurang nyaman sehingga butuh oksigen untuk penyesuaian lele dengan tempatnya.”
bunyi suara keterangan dalam video.

“Dan jika tidak segera ditangani maka, lele yang anda pelihara akan mati.” lanjutnya.

“Lhooo…jadi leleku yang kemarin bukan sedang bermeditasi? Alamak!” ucapku
lemas sambil menepuk kening. (LSA)

Foto Doc Pribadi

Sekilas tentang Langit Sendja Aquinas.

Seorang penulis jalanan yang tinggal dan lahir di sebuah kota S di Jawa Tengah
yang mulai padat penduduknya. Aktivitasnya sehari-hari adalah jalan-jalan tak tentu
arah alias kabur kanginan.
Menikmati senja adalah kegemarannya sembari makan kacang kulit dan minum
segelas teh hangat serta bercengkerama dengan teman-temannya.
Tiada hari tanpa berpikir meski hidup tetap dijalaninya secara ngawur, begitulah
pedoman hidupnya

- Advertisement -spot_img

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

- Advertisement -spot_img
Latest News

Andai Aku Jadi Maghrib 

Adzan maghrib berkumandang. Sebuah penanda yang dinantikan. Semua orang yang berpuasa seolah terprogram untuk menunggu detik-detik  itu. Piring sudah...
- Advertisement -spot_img

More Articles Like This

- Advertisement -spot_img