Hallow jumpa lagi dengan Orang Kuat Yuliono Singsot,mari kita ikuti lagi kisah perjalanan Beliau yang makin seru dan bikin penasaran.

Di ujung ketakutan itu ternyata keberanian, karena saya sering menghadapinya dan mengalaminya. Berkelahi dikeroyok orang, kecelakaan, jatuh kepala duluan, dipukul gelas orang mabok. Begitu kerasnya kehidupan Yuliono di jalanan tapi tetap harus dijalani karena sudah menjadi tekadnya, dan jauh dari kampung halaman. “Begitulah, saya sering mendekati kematian sewaktu di jalanan”, kata Yuliono biasa saja. Saya harus tetap berani, berani dan berani. Saya yakin Tuhan berpihak kepada saya.
Yuliono mendidik dirinya untuk terus berkreativitas dimanapun dirinya berada dan menebarkan kebaikan demi kebaikan diseputarnya. Sekecil apapun kebaikan musti dilakukan agar dunia ini dapat dinikmati banyak orang dengan senang.
Lelaki kelairan 15 Juli 1987 itu ternyata menggeluti berbagai macam seni. Selain musik juga pantomim, Master of Ceremony (MC), teater, lawak, film, dan baca puisi. Semua cabang seni itu saling mendukung satu sama lainnya, ketika Yuliono sedang bernyanyi sering disisipi pantomim dan baca puisi. Proses itu masih terus dijalani sepanjang hidupnya untuk terus membuahkan kreativitas baru.
Yuliono tak hanya dari panggung ke panggung tapi juga tampil di pengajian demi pengajian bersama Gus Miftah. Pertemuannya dengan Gus Miftah bermula dari ketika Yuliono mengamen di jalanan. Gus muda yang kontroversial itu tertarik dengan gaya kocak Yuliono. Kemudian dia diminta untuk mendampinginya ketika sedang mengisi pengajian, untuk menghibur umat agar suasana menjadi segar dan menggembirakan.
Yuliono sosok legenda hidup yang sering diperbincangkan banyak orang terutama di kota Yogyakarta. Apalagi di kalangan para seniman baik kelas atas maupun kelas bawah. Seolah dia selalu terjaga untuk menemani orang-orang di sekitarnya. Yuliono masih berjalan kemana saja sesuka hatinya. Entah apa tujuan hidupnya. Mari kita simak buah pikir dan renungannya.

Jalan Spritual Yuliono
Yuliono sering sekali merasakan sepi dalam keramaiannya begitu juga sebaliknya merasa ramai dalam kesepiannya. Semuanya dirasakan Yuliono dengan suka cita, dengan kesabaran dan intensitas. Ia hidup seorang diri bersama gitarnya dan benda-benda kesayangannya. Pernah Yuliono mengalami kisah cinta yang datang silih berganti tapi sayang sekali belum ada yang menjadi jodohnya. Semula semua berjalan dengan romatis dan menggemaskan tapi lambat laun cintanya berjalan ke arah ironi bahkan ada juga yang menjadi tragedi. Sungguh sangat menyebalkan dan tidak mengenakkan.
Kisah cinta itu menjadi pelajaran hidupnya. Membuatnya berpikir dan merenungi kehidupannya untuk berelasi yang lebih baik. Mengapa kisah cinta itu semuanya kandas? Yuliono tak pernah mengerti, selalu ada saja yang menggagalkannya. Padahal ada yang sudah lamaran tapi tetap juga gagal lantaran semua biaya pernikahan dibebankan pada Yuliono. Cinta seperti jalan spiritual yang harus dilaluinya. Begitulah cinta antara ada dan tiada. Ciee..ciee…

Apalagi jalan yang pernah ditempuh Yuliono yang mengejutkan dalam proses kreatifnya? Ada sebuah cerita: pernah suatu kali diundang untuk main film ke Jakarta dengan imbalan yang lumayan. Dari Yogyakarta sampai ke Jakarta Yuliono naik sepeda motor sendirian. “Seperti ada bisikan yang menyuruh saya untuk naik sepeda motor”, kata Yuliono berbisik pelan.
Dalam perjalanan itu Yuliono merasakan jatuh bangunnya kehidupan yang dialami setiap manusia. Bahkan dia sampai menganalisa perputaran keuangan negara yang memperihatinkan. Ketika Yuliono berhenti di sebuah warung di desa dan perkampungan. Ia melihat banyak kemiskinan yang bangsat. Perputaran uang tidak merata hanya dikuasi oleh para elite yang di atas sana. Orang-orang besar itu bukan pemimpin, mereka hanya pembesar yang dikepalanya berisi uang dan kekuasaan. Bangsanya dibiarkan bodoh, miskin dan terlantar.
Dari sanalah Yuliono mengambil segala hikmah dan nilai-nilainya untuk diresapi menjadi cita-cita. Kelak kemudian hari jika ia sudah kaya raya dan menjadi tokoh masyarakat, ia akan memimpin dan berjuang memajukan bangsanya. Membantu yang lemah untuk dikuatkan dan mengajari bertahan menjadi semakin kuat. Bayangkan jika sebuah bangsa mempunyai rakyat dengan kepribadian kuat dan punya kesadaran untuk memajukan bangsanya. Kita akan menjadi Bangsa yang berdaulat dan berkepribadian. Seolah Yuliono berorasi dihadapan bangsanya yang merosot baik secara mental dan spritual.
Selamat menjalani spiritualitas dan memperjuangkan cita-cita mas Yuliono Singsot…

Perjuangan dan lain-lain
Seperti halnya kita dan orang-orang lainnya, Yuliono juga mengatur sistem perekonomiannya. Pasang surut keuangan menjadi pelajaran yang berharga bagi dirinya, karena sering tak punya uang sama sekali. Yuliono berpikir bagaimana uang terus berkembang dan dijadikan berbagai macam usaha-usaha kecil untuk menopang kehidupan. Juga mendukung mutu kehidupan.
Banyak pemasukan yang didapatkan oleh Yuliono dari berbagai macam kerja-kerja kreatifnya. Sepeti mengamen, undangan MC, pantomim, main film dan usaha kopinya. Sayang seringkali mengalami kebobolan dalam bermenejemen, pengeluaran menjadi boros. Kondisi menjadi tak menentu, sedih dan mengecewakan diri sendiri.
Pernah suatu kali ada konser Band Hindia di Gedung Olah Raga (GOR) Universitas Negeri Yogyakarta. Yuliono diundang untuk mengamen di depan GOR, sebelum penonton masuk ada penyambut seorang pengamen. Dialah Yuliono Singsot Putra Wonosobo. Usai mengamen langsung beli handphone baru karena yang lama sudah sering eror.
Sebenarnya sudah benar cara mengaturnya tapi pendapatan dan pengeluaran sama besarnya, rasanya uang hanya lewat begitu saja. Kita harus mencari lagi-lagi dan lagi. Manusia seperti dikutuk untuk terus menerus mencari uang di dunia fana ini. Tak ada yang menyuruh tetapi harus dilakukan karena sistem hidup sudah berjalan seperti itu. Begitulah renungan Yuliono dalam menghidupi dirinya.
Keuangan itu pula yang membuat Yulino harus berhenti menempuh jenjang Strata 1 jurusan Agrobisnis di Universitas Muhamadiyah Yogyakarta. Padahal sudah melwati masa Kuliah Kerja Nyata (KKN) dan tinggal menulis skripsinya.

Yuliono dengan usaha kopinya

Hidup harus tetap berjalan dan dijalani dengan sepenuh hati, tenaga jiwa dan raga. Yuliono tetap harus mengamen, berpantomim, ngemci, main film, dan apa saja yang penting halal dan mengahasilkan.
Yulinono berjalan di sepanjang trotoar menembus panas dan hujan. Kelak ia akan mendirikan sebuah sanggar untuk melatih kreativitas anak-anak. Hidup akan lebih berguna dan menginspirasi.
Yuliono berjalan maju melangkah pasti menyambut hari esok yang gilang gemilang. (S3)