Di musim kemarau yang terus memanas ini debu-debu banyak beterbangan dijalan-jalan tersapu angin kering. Tubuh berkeringat dan terasa lengket. Uhh…gerah dan tak mengenakkan sekali. Ingin rasanaya membawa kamar mandi kemana-mana agar bisa guyur badan sewaktu-waktu. Aarrgghhh… sebel juga rasanya, tapi kalau kebanyakan mandi bisa masuk angin juga. Sungguh musim yang membuatku serba salah.
Rupanya tak hanya di jalanan, di rumahpun juga demikian adanya. Meskipun rumahku banyak tanaman tapi masih terasa panas. Ah, setidaknya ada sedikit peneduh. Terimakasih pohon-pohon yang manis. Pohon-pohon itupun juga meranggas daun-daunya rontok dan tanaman kecil-kecil juga ada yang mengering kekurangan air. Hadeuuhh…halaman rumahku jadi tampak gersang. Sedih rasanya.
Hmmm…kalau aku pikir-pikir salahku sendiri juga sih, lantaran aku banyak keluar rumah sehingga melalaikan halaman rumahku sendiri. Siapa yang akan merawat halaman rumah jika bukan pemilik rumah sendiri. Orang bijak bilang “Rumah adalah gambaran jiwa penghuninya” jika rumah kering dan banyak daun berserakan mungkin juga jiwaku juga tengah berserakan tak karuan.

Baiklah biarkan alam menjalani musim kemarau tapi aku tak boleh kekeringan, juga jiwa ini. halaman rumahku juga tak boleh kering tak terawat. Hhmm…aku kan bercita cita untuk hari ini, esok, lusa dan seterusnya aku musti rajin menyirami halaman, merawat tanaman, dan menyapu daun-daun. Hatiku pasti akan riang dan jiwaku berseri-seri seperti nyala kembang api dimalam hari euyy…!! (S3)