Kritikus senirupa Kusnadi (Dan Suwarjono?) pernah bilang,”Jika lukisan itu sebuah orkestra, maka sketsa itu permainan biola tunggal.” Maksudnya, permainan garis dan berbagai varian-variannya dan hanya menggunakan satu warna, punya kedudukan yang sederajat dengan lukisan yang barangkali full colour.

Dimasa lalu kita mengenal nama-nama hebat yang sabetan-sabetan sketsanya penuh pesona: S Sudjojono, Ruliyati Suwaryono, Fadjar Sidik (era masih di Pelukis Rakyat), Soenarto Pr, Zaini, Nyoman Gunarsa, Amri Yahya, dll. Dan hari ini, dari sejumlah pelukis Yogya, kita mengenal Bambang Herras, sketser yang sangat piawai memainkan tinta, kwas dan pena. Kredonya “Mangsi Mili”, tinta yang mengalir.

Herras dengan jitu mampu menangkap momentum, dan merekam momentum itu secara tepat. Sat-set. Tanpa ragu-ragu dia membekukan objek dalam satu tarikan garis yang spontan. Dia tidak menggambar kecantikan dan keindahanan semata-mata, melainkan mencoba “memotret” gesture-gesture tubuh yang diamatinya. Kepekaan dan ketajaman indera penglihatan itulah yang menyebabkan aneka gesture manusia menciptakan narasinya sendiri-sendiri. Menghadirkan tafsir yang akan saling berbeda setiap penikmatanya.

Di situlah permainan “biola tunggal” Herras terasa setara dengan orkes musik yang sarat instrumen. Dia mampu menggugah tafsir, dan membimbing imajinasi penikmat karyanya berkelana liar sesuka hati. Kata kuncinya: penuh spontanitas, tidak bimbang, mengalir dan cermat pengamatan.


Saya yakin, saat mangsi-nya mili, mengalir melalui jemarinya, dia tidak peduli dengan isme-isme yang dulu dipelajari di bangku akademik. Nggak peduli itu realisme, dekoratif, kubistik, abstrak, ekspresionisme atau apa pun. Prek semuanya. Tak mengherankan jika sekarang Herras dengan modalnya yang luar biasa itu, dia rajin mengembara ke sudut-sudut dunia, merekam kehidupan gesture dan kebudayaan masyarakat setempat sebagaimana tampak pada sketsa-sketsanya di Turky dan Jepang yang saya pajang ini.


Herras, kowe ncen uasuwoook.
PENULIS

Butet Kartaredjasa lahir 21 November 1961 adalah seorang aktor, perupa dan penulis Indonesia. Beliau bermukim di Yogyakarta.